
Aksi Kolektif dalam Mengurangi Emisi Karbon di Yogyakarta
Riset yang dilakukan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyebutkan bahwa selama enam bulan pada tahun 2019, Yogyakarta hanya memiliki 50 hari dengan kualitas udara baik dan 92 hari dengan kualitas udara moderat dan tidak sehat (Nugroho, 2021). Data tersebut memperlihatkan bahwa diperlukan upaya serius untuk mengurangi penggunaan kendaraan bermotor dan beralih ke kendaraan rendah karbon, yaitu sepeda. Penulis memilih topik ini karena penelitian masalah pencemaran udara dalam skope penelitian lingkungan masih terbatas. Melalui tulisan ini, penulis berusaha mengidentifikasi upaya aksi kolektif yang dilakukan oleh komunitas Jogja Lebih Bike (JLB) dalam memerangi pencemaran udara akibat kendaraan bermotor. Identifikasi dilakukan melalui pengamatan terhadap upaya dan dampak aksi kolektif terhadap pencemaran udara di Yogyakarta. JLB menjadi objek penelitian yang menarik untuk diteliti karena komunitas ini tidak hanya bersepeda sebagai kegiatan rekreasional dan olahraga, tetapi juga berlandaskan kepedulian terhadap pencemaran udara[1]. Selain itu, JLB mewadahi aksi-aksi kolektif yang diperlukan untuk menyelamatkan bumi serta menggunakan aksi-aksi yang anti-mainstream dan nirkekerasan dalam mencapai tujuannya.